Ibadah Haji merupakan Penangkal Dajjal , Syetan dan kroniya

Ibadah Haji merupakan Penangkal Dajjal , Syetan dan kroniya


 

Oleh : Warjo,S.Sos.
Khutbah Idul Adha di Masjid AN-Nuur Desa Muara
Hari ini kita berkumpul di tempat ini, untuk merayakan suatu hari penting dalam setiap tahunnya, yaitu hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Haji atau Hari Raya Qurban. Hari ini, saudara-saudara kita para tamu Allah SWT, sedang melontarkan batu jamaraat di Mina.
Kemarin mereka para tamu Allah, telah melakukan puncak ibadah haji yaitu wuquf di Padang Arafah. Perjalanan haji merupakan simbol perjalanan yang panjang, dari hidup seorang hamba menuju Allah SWT, di dalamnya terdapat banyak simbol-simbol yang mengandung makna, yang bukan hanya bagi orang yang perna pergi Haji, tetapi juga orang yang belum diberikan kesempatan untuk menunaikan rukun islam ke 5 ( lima ).
1). Simbol pertama : pada Kalimat Talbiyah
Setiap tamu Allah diminta untuk membiasakan dan selalu mengucapkan kalimat talbiyah. Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaik, La Shareek Laka, Labbaik. Innal Hamdah, Wan Nematah, Laka wal Mulk, La Shareek Laka Labbaik

“Aku datang memenuhi panggilan Mu Ya Allah , aku datang memenuhi panggilan Mu , aku datang memenuhi panggilan Mu tidak ada sekutu bagiMu, aku datang memenuhi panggilan Mu ”.
Ketika kalimat ini diucapkan seorang tamu Allah, sebenarnya ia sedang mengingatkan dirinya akan niat hidupnya di dunia. Hidup ini harus selalu dilandasi niat memenuhi panggilan Ilahi Rabbi, sebagaimana dalam melaksanakan ibadah haji, niat kita harus dilandasi motivasi memenuhi panggilan Allah semata, buuukan mengejar gelar haji, atau berdagang apalagi bertamasya. Begitu juga hendaknya niat hidup kita di dunia ini, hanya demi menggapai ridho Ilahi. Bukan untuk mengejar kekayaan, pangkat, kekuasaan, atau ingin dipuji.
Kalimat talbiyah memastikan kelurusan niat, dalam menapaki segala langkah hidup di dunia.
Inilah makna firman Allah SWT :
فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ
“Maka bersegeralah menuju Allah.” (QS Adz-dzaariyaat ayat 50)
2). Simbol kedua pada makna mengenakan pakaian ihram
Berihram di dalam ibadah haji menerapkan pentingnya kesetaraan/persamaan antara hamba Allah di dalam menjalani hidup ini. Seorang yang berihram akan sadar bahwa sebenarnya semua manusia itu sama, yang membedakannya hanyalah “pakaian” mereka. Ia tak terkecoh akan oleh keaneka-ragaman baju duniawi yang dikenakan manusia. Ia tidak mudah silau dan minder berhadapan dengan orang yang ditakdirkan Allah menjadi kaya, berkuasa, atau masyhur. Dan sebaliknya, ia tidak memandang dengan hina dan sombong pada orang yang Allah takdirkan berkekurangan, menjadi rakyat kecil atau manusia biasa. Karena itu semua pada hakikatnya hanyalah perbedaan semu yang ada di dunia fana ini. Ia selalu menilai sesama manusia berdasarkan firman Allah :
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa.”( QS Al-Hujurat ayat 13).

Sedangkan tingkat ketaqwaan setiap orang hanya Allah yang Maha Tahu. Tak seorangpun dapat mengetahui tingkat ketaqwaan orang lain, termasuk ketaqwaan dirinya sendiri.
3). Simbol ketiga terdapat pada kegiatan Tawaf mengelilingi Ka’bah

Tawaf secara teratur mengelilingi Ka’bah pentingnya menjaga konsistensi hidup di dalam orbit ketaatan kepada Allah SWT.

Dalam Tawaf seseorang perlu menjaga laju langkahnya dengan orang lain. Bila terlalu cepat maka ia akan menabrak orang lain di depannya. Bila terlalu lamban ia akan ditabrak pelaku tawwaf di belakangnya. Seperti bulan mengitari bumi. Dan bumi bersama planet-planet lain mengitari matahari. Masing-masing benda-benda langit tersebut berjalan mengitari orbitnya, sesuai apa yang diperintahkan Allah kepada mereka (QS 36: 36-40). Sedangkan kita manusia, berjalan dalam orbit Allah yang disimbolkan dengan Ka’bah.. Inilah makna Firman Allah SWT :
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya, sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam.” (QS Al An’aam ayat 162).
Apapun profesi seseorang ia harus selalu menjadikan ketaatan kepada Allah sebagai fokus sentral kehidupannya. Sehingga tidak saja profesi itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, tetapi yang lebih penting lagi, bahwa profesi tersebut memperoleh legitimasi Rabbani karena dilandasi niat memenuhi perintah Allah, dilaksanakan sesuai syari’atNya dan digunakan di jalan Allah SWT.
Kaum Muslimin yang berbahagia
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
4). Simbol keempat ada pada aktifitas melontar jumrah
Melontar jumrah merupakan salah satu rangkaian kegiatan ibadah haji yang mencerminkan sikap penentangan para hamba Allah terhadap iblis beserta kroni-kroninya. Suatu bentuk konfrontasi abadi antara pembela kebenaran (ahlul-haq) melawan pembela kebatilan (ahlul-batil) hingga yaumul-qiyamah. Setiap muslim perlu menyadari bahwa di dalam kehidupan ini selalu ada pertentangan. Betapapun inginnya seseorang menyaksikan perdamaian wujud di dunia, namun ia tidak pernah boleh lupa akan hakikat firman Allah SWT :
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya syaitan itu bagi kalian adalah musuh, maka perlakukanlah ia sebagai musuh.”(QS Faathir ayat 6)
Kaum Muslimin yang berbahagia
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Setiap muslim hendaknya selalu menyadari adanya hakikat konfrontasi di dalam kehidupan di dunia. Ada kawan dan ada lawan. Dan ia tidak dibenarkan menjadikan musuh menjadi sahabat atau teman kepercayaan, juga ia tidak dibenarkan meragukan, mencurigai, apalagi memusuhi sesama saudara mu’min-muttaqin. Dan bahwa dirinya selalu dituntut memiliki kesiapan untuk berpihak kepada kaum beriman. Sambil menolak berkompromi dengan musuh Allah . Ia dituntut untuk rela melempari musuhnya dengan batu sebagaimana musuhnya tak henti berkonspirasi untuk menjerumuskannya ke dalam lubang api neraka. Masih dalam ingatan, sangat Ironis sekali nama pondok pesantren, Jamiyah masjid, bahkan aktifis dakwah yang bersurban, semboyan hidup mulia atau mati syahid dan orang-orang yang ingin melaksanakan syariah islam, setiap terjadi peledakan BOM, di Identikan dengan Teroris. Alasannya sangat sederhana, karena pelaku Bom mirip dengan ciri-ciri tersebut. Akhirnya tidak sedikit masyarakat awam berkata “ TAKUT MENGAJI karena khawatir dicurigai “ tapi BEBAS BERMAKSIYAT karena tidak dicurigai. Naudzubilla min dzalik. Padahal Pangeran Diponegoro berjubah, bersorban, bukan bertopi Belanda.
5). Simbol kelima ada pada fenomena berdatangannya manusia dari segenap penjuru dunia
Ibadah haji yang diselenggarakan setahun sekali dihadiri jutaan jama’ah haji dari segenap penjuru dunia. Ummat Islam dari berbagai bangsa, suku, warna kulit, bahasa, dan status sosial ekonomi bahwakan berebeda mazhab, datang dan berkumpul untuk memenuhi panggilan Allah SWT Pencipta mereka, sebagai bentuk persatuan .demikian seorang yang berhaji dan yang belum berhaji bisa bersikap saling menghargai perbedaan sepanjang tidak keluar dari al qur’an dan sunnah.
6). Simbol keenam “Haji adalah (wuquf) di Arafah”
Diantara simbol-simbol yang lain, namun simbol keenam ini, yaitu Wuquf di Arafah, adalah yang terpenting. Tidak sah haji seseorang tanpa melakukan wuquf di Arafah. Betapapun banyak atau bagusnya seseorang melakukan tawwaf keliling Ka’bah, sa’i antara Shafa dan Marwah, melontar jumrah dan berbagai aktifitas haji lainnya, namun tetap saja hajinya dianggap tidak sah jika tidak mengikuti wuquf di Arafah. Wuquf berarti berhenti atau berdiam diri.
Hal ini sangat penting karena kegiatan rutin sehari-hari seringkali tanpa sadar menyebabkan kita terjebak ke dalam suatu pola kehidupan yang sementara. Ia ingat darimana ia berasal dan ke mana ia akan kembali. Ia juga mengevaluasi mana-mana arah langkahnya yang sudah benar dan mana-mana yang ternyata sudah menyimpang dari jalan Allah.
Hendaknya kita yang tahun ini merenungkan kembali makna-makna hidup dan simbol-simbol yang ada dalam ritual haji, yang merupakan pelajaran bagi manusia dari Rabbnya. Juga hendaknya kita melakukan tafakkur tentang perjalanan ummat Islam karena kita sendiri merupakan bagian dari umat ini dan hidup di tengah-tengahnya.
Hakikat dajjal sang penipu dengan seluruh sistem pendukungnya, yaitu sesuai dengan makna kata “dajjal” yang berarti penipu atau pemalsu. Sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW menurut riwayat Imam Bukhari dan Muslim:
“Sesungguhnya Dajjal akan keluar membawa api dan air, adapun yang dilihat orang sebagai air maka itulah api yang membakar. Sedangkan yang dilihat orang sebagai api maka itulah air yang dingin segar. Maka barang siapa yang mendapatinya dari kamu hendaknya masuk ke dalam apa yang dilihatnya berupa api, sebab itu sesungguhnya air yang menyegarkan.”

Kita belum lagi bertemu dengan oknum dajjal yang bakal muncul di akhir zaman sesaat sebelum kiamat, banyaknya bermunculan aliran-aliran sesat,yang sengaja dibuat,. Jika sebagian besar kita masih mudah terkecoh oleh berbagai tipuan dunia dan sistem dajjalnya, itu adalah karena kita belum benar-benar memahami dan menyadari hakikat pertarungan abadi antara yang haq (benar) dan batil (salah). Dalam menghadapi hari-hari yang semakin berat dengan semakin dekatnya akhir zaman, hendaknya kita mengisi hidup dengan makna sejati talbiyah, tawwaf, ihram, jumrah dan wuquf. Hanya dengan kembali kepada Allah dengan segenap aturan dan hukumNya kita akan selamat dari fitnah yang semakin mengerikan di akhir zaman ini. Sebagaimana firman Allah swt
Sesungguhnya setan ini tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ 99
Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ 100

Semoga Allah swt membimbing kita bersama agar menjadi orang-orang yang hanya beriman dan bertawakkal kepadaNya. Sehingga kita tidak terkecoh menjadikan syetan beserta kroni-kroninya. Amin yaa rabbal ‘aalamiin.

Ibadah Haji merupakan Penangkal Dajjal , Syetan dan kroniya
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas?berlangganan postingan terbaru langsung via email.

Silakan tambahkan komentar sesuai dengan topik. Komentar dengan link, spam dan berpotensi melanggar UU akan dihapus, terima kasih.